Senin, 22 Juni 2015

PERIODESASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

PERIODESASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Di susun untuk memenuhi mata kuliah
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Yang di bina oleh Bapak: Zainuddin Syarif, DR. M.AG
STAINColor

Disusun oleh :

R. Ali Mahdum Dafir         (18201301030169)

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDY BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
2014/2015
 



KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan hidayah untuk berfikir sehingga dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang berjudul Periodesasi dalam Pendidikan Islam.
            Ucapan terima kasih tak luput kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Zainuddin Syarif, DR. M.AG sebagai dosen pengampu mata kuliah ILMU PENDIDIKAN ISLAM yang telah membina dan menuntun kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Atas jasanya semoga Allah SWT memeberikan imbalan dan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi teman sekalian dan kami minta maaf sebelumnya kepada Dosen, apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan saran-sarannya yang sifatnya membangun tentunya.



Pamekasan, 21 Juni 2015

Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang............................................................................................. 1

2.      Rumusan masalah........................................................................................ 1

3.      Tujuan Masalah............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi....................................... 3

B.     Pengertian Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).. 4

C.     Pengertian Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah ................  9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (life ling education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat. Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan hingga dimasukkan dalam liang kubur”. Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat al-qur’an dan hadist Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh (suami/istri) sebagai awal proses pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa dengan badan.
Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan tentang pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan tersebut, yang biasanya disebut dengan priodesasi pendidikan islam. Adapun priode pendidikan islam dimaksud ialah: (1) Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi, (2) Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah), (pemilihan jodoh, pernikahan, kehamilan) dan (3) Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah) (pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak, dan dewasa).

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi ?
2.      Apa itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ?
3.      Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah ?
C.      TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui Periodesasi Pendidikan Islam, Yang dibagi menjadi tiga, yaitu: Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi, Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) Dan Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah). Dan menjelaskan pembagian-pembagiannya yaitu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi, Pendidikan Islam Pranatal (tarbiyah Qabl Al-Wiladah) dan Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-waladah)


3
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut :
1.        Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
        “Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”
        Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan.

2.        Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114, yang artinya :
        Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat.



 

B.            Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
1.        Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.[1]
Menurut R.I Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya. Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria umum dan kriteria yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogyanya jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan syarat khususnya tentu sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat yang terpenting adalah saling mencintai.
Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah meletakkan kaidah – kaidah dan hukum – hukum bagi masing – masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan dengan pemilihan jodoh di antaranya :
a.         Pemilihan Calon Istri
Sabda Rasululah SAW
Artinya :
Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah SWT., kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya yang satu terhadap yang lainnya. (HR. Bukhari).
            Artinya :
                        Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari Muslim).[2]
Artinya :         
                        Dunia ini adalah perhiasan, sebaik-baiknya perhiasan adalahwanita yang shalehah. (HR. Muslim)[3]
Artinya :
                        Seleksi untuk air mani (calon istri) kamu sekalian dan kawinlah oleh kamu sekalian orang-orang yang sama derajatnya (HR. Daruquthni dan Ibnu Majah).
Artinya :
Kawinlah olehmu sekalian gadis-gadis. Sebab mereka itu lebih manis pembicaraannya, lebih banyak melahirkan anak, lebih sedikittuntunan dan tipuanserta lebih menyukai kemudahan. (HR. Ibnu Majah dan Baihagi).

Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah diambil beberapa syarat yang penting untuk memilih calon istri diantaranya:
1.    Saling mencintai antara calon kedua menilai.
2.    Memilih wanita karena agamanya agar nantinya mendapat berkah dari Allah SWT.
3.    Wanita yang sholehah.
4.    Sama derajatnya dengan calon mempelai.
5.    Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.
6.    Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita yang dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan bodoh.
7.    Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan)[4]
b.         Pemilihan Calon Suami
Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.
2.        Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
1.         Perkawinan merupakan Sunnah Rasul
Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah termasuk golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki)

2.         Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang
Firman Allah:
“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)
3.         Perkawinan untuk mendapatkan keturunan.
4.         Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari kemaksiatan.
Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab qabul.
Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :
1.       Peningkatan amal dan iman
2.       Pergaulan yang baik antara suami dengan istri
3.       Kerukunan dalam berumah tangga
4.       Memelihara sillaturrahim
5.       Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku

3.        Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena itu seorang istri mengharapakan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
a.         Tahap Nuthfah
Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur. Tahap ini berlangsung selama 40 hari.
b.          Tahap ‘Alaqah
Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu.
c.         Tahap Mudghah
Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah.


Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses pendidikan. Yaitu, Pertama harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal dari nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang bayi.
Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap awal bergeraknya kehidupan psikis manusia.
Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh kegembiraan ataupun penderitaan yang dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang ditunjukkan oleh sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada tingkah laku bayi yang dilahirkan.
Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya didunia nyata.
Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang mengandung. Yaitu:
v  Memakan makanan yang bergizi.
v  Menghindari benturan-benturan.
v  Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang diharamkan Allah SWT.
v  Menjaga rahim dengan baik.

Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu sebagai berikut:
a.         Seorang ibu yang telah hamil harus mendo’akan anaknya.
b.         Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan minuman yang halal.
c.         Ikhlas mendidik anak.
d.        Memenuhi kebutuhan istri
Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus dipenuhi. Misalnya, kebutuhan untuk diperhatikan, kasih sayang, makanan ekstra, mengabulkan beberapa kemauan yang aneh, ketenangan, pengharapan, perawatan, dan keindahan.
e.         Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah wajib maupun ibadah sunnat. Ibu/Bapak yang rajin beribadat maka jiwamu semakin bersih dan suci dan semakin dekat pula ia kepada Allah SWT.
f.          Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi hiasan kedua orang tua antara lain, kasih sayang, sopa, lembut, pemaaf dan rukun.

Menurut Zakiah Daradjad, proses pendidikan akan lebih berpengaruh kepada anak apabila diamalkan langsung oleh orang tuanya selama janin ada dalam kandungan. Kontak psikis secara langsung antara orang tua, terutama ibu dengan si janinlah yang sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa kehamilan.[5]

C.           Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.
Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya. Ada beberapa tahapan sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu :


1.        Usia anak 0 3 tahun
Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti :
a.              Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi pada saat baru dilahirkan.
b.             Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak, juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai bersyukur.
c.              Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
d.             Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.
e.              Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-qur’an.

Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase). Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulut. Cirri pada masa mulut yaitu :
a.              Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur.
b.             Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan.
c.              Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar..
d.             Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.[6]

2.        Usia 3 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulia mengenal tahun.
Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :
a.              Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang bersifat praktis dan mudah
b.             Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada Tuhan, Allah Swt.

Karakter anak pada fase ini
1.         Dapat mengontrol tindakannya
2.         Selalu ingin bergerak
3.         Berusaha mengenal lingkungan sekeliling
4.         Perkembangan yang cepat dalam berbicara
5.         Senantiasa ingin memiliki sesuatu
6.         Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah
7.         Mulai mempelajari perilaku social

3.        Usia 7-13 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :
“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya.”

Karakteristik anak pada usia dini :
1.         Anak mulai bersekolah
2.         Guru mulai menjadi pujaan
3.         Gigi tetap mulai tumbuh
4.         Anak mulai gemar membaca
5.         Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang
6.         Hubungan anak dan ayah semakin erat
7.         Anak suka sekali menghafal

Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :
1.         Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan
2.         Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak
3.         Mmemberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan pada anaknya mengemukakan pendapat
4.         Memonitor pergaulan anak diluar rumah
5.         Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan agama

4.        Masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai dengan adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual.
Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja.
Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :
1.         Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja.
2.         Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai.
3.         Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak.[7]

5.        Masa Dewasa
Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni :
a.         Dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa produktif, yaitu suatu maasa yang penuh masalah dan ketenangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan.
b.         Dewasa Madya
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun,masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada masa 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat.
c.         Dewasa Akhir
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1)        Merupakan periode kemunduran
2)        Perbedaan individual pada efek menua
3)        Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.



14
 
BAB III
PENUTUPAN

A.                Kesimpulan
Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:
a.         Fase Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu
b.         Fase Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan
c.         Fase Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.









 

 
DAFTAR PUSTAKA


Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama).
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002).
Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, (PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996)





 
http://zainalmasrizai.blogspot.com/2012/09/fase-periodesasi-pendidikan-islam.html


[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliya, hlm. 302
[2] Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 164
[3] Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 166
[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 302
[5] Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996 ; hlm. 7
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 313

Tidak ada komentar:

Posting Komentar